Ketahanan Pangan Dianggarkan Rp124,4 Triliun, Jokowi Minta Sektor Pertanian Diperkuat
JAKARTA, (17/8) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya penguatan lumbung pangan bagi keberlangsungan bangsa ke depan. Karena itu, pemerintah akan menaikkan anggaran pangan pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025.
Sebagai informasi, anggaran ketahanan pangan direncanakan lebih tinggi jika dibandingkan rencana anggaran RAPBN tahun 2024. Tahun depan, pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 124,4 triliun, di mana anggaran tahun ini hanya Rp 108,8 triliun.
Anggaran sebanyak itu nantinya akan diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas, menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan, perbaikan distribusi hasil pertanian serta meningkatkan akses pembiayaan bagi para petani.
"Untuk mendorong produktivitas, menjaga pasokan dan keterjangkauan harga pangan maka diperlukan penguatan lumbung pangan dan jaringan irigasi," ujar Presiden dalam pidato Presiden Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat, 16 Agustus 2024.
Dengan anggaran sebesar itu, Presiden berharap Indeks Modal Manusia berada pada level 0,56, di mana Nilai Tukar Petani sebagai penopangnya berada di kisaran 115 hingga 120. Menurut Presiden, penguatan kemandirian pangan sangat penting untuk menjaga perekonomian nasional.
"Karena itu, saya berharap untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur sebagai pendukung transformasi ekonomi, khususnya pembangunan infrastruktur di bidang pangan," katanya.
Informasi tambahan, pembangunan infrastruktur pada RAPBN ini telah dianggarkan sebesar Rp 400,3 triliun yang nantinya akan diperintahkan untuk infrastruktur pendidikan, kesehatan, konektivitas dan infrastruktur pangan.
Di lokasi yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengaku optimis pembangunan pertanian ke depan akan semakin kuat. Keyakinan Wamentan sejalan dengan capaian jajaran Kementan di tahun ini yang dinilai sudah cukup berhasil.
"Kita optimis Kementerian Pertanian pada tahun 2024 ini telah meningkatkan potensial tanam yang tadinya 1 kali panen jadi 2, lalu 2 jadi 3. Dan kalau kita lihat, luas tanam padi kita naik di mana saat ini mencapai 1 juta hektar dari target 1,7 juta hektar. Artinya kalau ini mampu kita penuhi, tahun depan kalau bisa tidak impor lah," katanya.
Wamentan menambahkan bahwa yang menjadi fokus jajaran Kementan sejauh ini adalah peningkatan target-target produksi komoditas strategis seperti jagung dan padi. Dia menyebut, pemerintah memiliki program jangka panjang dengan mengembalikan posisi ekspor kembali ke posisi puncak di berbagai negara dunia.
"Kita akan optimalkan lahan rawa, pompanisasi, kemudian cetak sawah, termasuk juga modernisasi alat pertanian serta memperkuat penyuluh pertanian sebagai ujung tombak yang membina dan membimbing petani di lapangan," jelasnya.
Sumber:
https://pertanian.go.id/